Rabu, 27 September 2017


Gunung Bahonglangi

Aku tidak pernah merencanakan sebelumnya pada perjalanan ini.  Perjalanan yang tak pernah kusangka akan membuat semuanya berubah. Seakan alam memberitahuku kepada hakikat hidup yang sesungguhnya.  Aku merasa sangat bahagia, sekalipun berada di tengah hutan atau diatas gunung tanpa gemerlap kehidupan perkotaan. Dan aku sangat bersyukur memiliki dua pahlawan dalam hidup ini yaitu kaki kanan dan kiri. Mereka adalah dua pahlawan yang mengantarkanku kepada setiap puncak. Perjalanan kali ini menapaki puncak misteri gunung Bahonglangi, mungkin masih terdengar asing. Gunung bahonglangi, terletak di dusun Bahonglangi desa bontojai kecamatan bontocani kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Menurut kepercayaan masyarakat setempat Bahong artinya pencakar sedangkan langi artinya langit. Jadi gunung Bahonglangi diartikan sebagai gunung pencakar langit.  
Akses menuju gunung ini cukup rumit karena jalanannya yang masih terbilang cukup untuk dilewati motor saja. Dan motor harus mempunyai nyali yang cukup melewati medan yang susah. Perjalanan saya berawal dari desa Bontojai bersama rekan-rekan pendakian dan ditemani oleh teman-teman dari desa Bontojai. Rute kali ini yaitu menuju dusun Bahonglangi atau kaki gunung Bahonglangi dengan waktu tempuh perjalanan  3 sampai 4 jam jalan kaki. Dan kami memilih untuk jalan kaki karena jalan ke kaki gunungnya juga dalam tahap renovasi oleh warga.
Pagi itu rasa dingin seakan memilukan tulang untuk menyiapkan perlengkapan sebelum memulai perjalanan karena dinginnya pagi. Tetapi karena semangat dari teman-teman aku pun bergegas. Setelah selesai kami memulai perjalanan, tak lupa pula ritual pertama kami sebelum memulai perjalanan yaitu, berdoa semoga selalu dalam lindungan sang maha pencipta.
Dalam perjalanan, kami belajar memahami kekuatan dan kemampuan diri. Terkadang kami berjalan dalam irama yang sama. Terkadang satu dua tiga diantara kami berjalan dengan irama stakato yang lebih cepat. Beberapa berjalan dengan irama slowrock alias lebih lambat. Tidak ada teman yang merasa lebih gagah satu dari lainnya. Masing-masing menikmati perjalanan.  Melewati jalan menanjak, setapak dan akhirnya masuk hutan. Tak terasa akhirnya sampai di kaki gunung dengan waktu tempuh normal.  Kami  memutuskan untuk istirahat sejenak. Rasa capek terbayarkan dengan sunguhan pemandangan nan indah membuat mata kembali segar, sungguh indah ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Terlebih ketika aku bertemu dengan adik-adik yang bermain riang gembira di pinggiran sungai kecil, sungguh indah masa kecil mereka walaupun tidak tersentuh oleh teknologi.
Disana, banyak pelajaran yang kutemukan. Pelajaran itu datang setiap waktu, bahkan ketika aku terdiam sekalipun.
Setelah cukup beristirahat kami segera melanjutkan perjalanan, kali ini jalanannya mulai menanjak. Masuk hutan dan berjalan diantara rerimbunan pohon. Deru angin yang berhembus tanpa henti, membuat dedaunan menari-nari. Di tempat yang sedikit datar, kami biasa saling menunggu. Bercanda sesaat, untuk kemudian berjalan lagi. Terus begitu, sampai tiba di puncak.
Malam, ketika aku memutuskan untuk keluar tenda dan kudapati angin berhembus sangat kencang. Seakan itu peringatan untuk tidak menciptakan keributan sehingga menganggu penghuni lain dalam artian kita tidak menganggu ketenangan di alam. Tapi kepercayaanku hanya satu yaitu Allah. Allah selalu melindungi orang-orang yang setiap saat selalu mengingatnya. Karena itu sepatutnya kita selalu jaga sikap entah itu di kehidupan sehari-hari maupun ketika kita sedang berada di alam.
Dan dari setiap perjalananku aku semakin menyadari, bahwa yang terpenting aku tak akan miskin sudut pandang. Yaa, perjalanan ini membuatku semakin kaya, kaya akan pengalaman dan pelajaran hidup. Dan sering kali juga aku mendadak senang, tersenyum, lalu bersyukur tanpa alasan. Mungkin hal baik memang tak perlu dipertanyakan alasannya.
****

Teruntuk kawan-kawan yang mengagumkan
Terima kasih, kali ini perjalananku berkesan